Langsung ke konten utama

Belajar dan Mengajar Itu Harus Tlaten

 


wonoilmu.blogspot.com – Tahun ajaran baru 2020/2021 membawa harapan baru. Kegiatan belajar yang masih secara daring ini sudah berlangsung sejak Senin, (11/1/ 2021). Walau belum ada kepastian untuk pembelajaran tatap muka, siswa-siswi tetap semangat dalam belajar.

Mahasiswa asal IAIN Tulungagung ini memanfaatkan waktunya untuk mengajar di rumah warga Desa Wonorejo, Srengat, Kabupaten  Blitar. Zulfa berupaya untuk meraih hati anak-anak Sekolah Dasar yang terdiri dari kelas 1, 5, dan 6. Hal ini dilakukannya supaya proses pembelajaran di rumah dapat berlangsung lancar dan nyaman. Protokol kesehatan pun tetap diterapkannya.

Ketika pembelajaran sedang berlangsung di malam hari, Ibu dari anak yang diajar Zulfa pun bertanya tentang perkembangan sekolah dan corona.

"Kapan ya Mbak anak saya bisa sekolah lagi? Kapan Corona ini bisa selesai?" tanya seorang Ibu rumah tangga.

"Belum tau Mbak. Tapi, tetap tlaten saja untuk mengajari anak," jawab Zulfa yang sedang mengajar di depannya.

"Iya mbak. Saya setiap hari mengajari anak saya biar tulisannya lurus. Dulu tulisannya naik turun kayak gunung. Sekarang sudah rapi dan lurus," timpal Ibu tersebut.

Anak Ibu rumah tangga ini sudah mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Tak hanya tulisan yang bagus tetapi juga ritme dalam membaca. Nama panggilannya adalah Rehan. Rehan merupakan anak kelas 1 yang cukup aktif. Walau pagi sampai sore terus berkegiatan, tetapi di malam hari ia tetap bisa fokus belajar.

Tak terasa waktu sudah berlarut malam. Pembelajaran pun segera Zulfa akhiri. Teh yang disuguhkan, ia habiskan dengan duduk lesehan.[]

loading...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ekonomi Kreatif, Lestarikan Budaya

Disbudpar Kota Blitar, Stakeholder, Batik Mawar Putih  Kita tidak asing lagi dengan kosakata ekonomi kreatif dan pelestarian budaya. Tingkatan pemerintah daerah mendorong program tersebut. Bagaimana tidak? Fasilitas berbagai agenda kebudayaan telah ada di Kota Blitar. Apalagi menjelang bulan pertengahan hingga akhir tahun, selalu disemarakkan dengan festival. Kali ini Zulfa Ilma Nuriana hadir bersama Ikla Harmoa dalam sarasehan stakeholder yang diselenggarakan oleh Disbudpar Kota Blitar. Mereka sebagai perwakilan Forum Lingkar Pena Blitar. Keseruan mengikuti agenda ini terwujud dalam sesi tanya jawab yang diawali dengan promosi company. Selain itu, usai agenda pun bisa berbincang dengan narasumber maupun yang lain. Agenda ini lebih hidup karena ada sesi belajar.  Sesi belajar atau umumnya dikatakan seminar ini bertajuk Strategi Industri Kreatif Lokal Menembus Pasar Global. Pematerinya ialah sepasang suami istri bernama Yogi Rosdianta dan Santika Mawar dari Batik Mawar Putih. Materi yan

Kereta Lagi, Kereta Terus

Pengambilan Foto di jalan Sultan Ahmed, Istanbul  Perjalanan pada Januari 2020 lalu begitu berkesan. Karena banyak hal yang dapat Zulfa eksplor di Türkiye, khususnya daerah Istanbul. Berbekal jiwa nekad dan ridho orang tua, Zulfa memberanikan diri untuk mengikuti agenda Konferensi Tingkat Tinggi. Bonusnya ia bisa extend 6 hari di Istanbul. Enaknya di kota ini kita kemana-mana dengan kereta. Ada kereta di jalan raya dan bawah tanah. Pemanfaatannya juga gampang yang penting punya saldo di Istanbul Card. Cukup padat transportasi umum dan pribadi. Karena selama di sini, Zulfa selalu menjumpai kendaraan. Tapi itu ada di jalan raya.  Jalan-jalan kecil hanya ada kendaraan pribadi. Bedanya budaya antri di Istanbul dan Blitar itu begitu kontras. Ketika Zulfa antri, ia hanya melihat sedikit tempat duduk untuk menunggu. Cukup kaget juga, ternyata lebih banyak antri berdiri dan tinggal masuk daripada duduk di kursi tunggu. Kala itu ia sempat berpikir, "Gercep amat orang-orang masuk ke kereta

Perburuan Tiket Konferensi di Türkiye

Zulfa Ilma Nuriana dalam Koran Jawa Pos tahun 2020 Tiket pesawat yang bikin jantung up and down . Belinya aja tiga hari sebelum tanggal keberangkatan. Hubungin banyak orang di tengah malam. Gak tahu gimana proses belinya. Jalan kepepet kulalui yakni beli pada agen tiket. Awalnya dapat tiket yang perlu transit. Tapi tiket tersebut terdahului oleh yang lain, aku pun dicarikan lagi. Syukur sekali aku justru dapat tiket yang pulang pergi tanpa transit dengan maskapai Turkish Airlines.  Perjalanannya pun juga tak singkat. Hampir 12 jam di dalam pesawat Turkish Airlines. Namun tak melelahkan karena fasilitasnya begitu baik. Kunikmati dengan mendengar murotal, lagu, mengamati langit, tidur, makan, ibadah, dan menonton film pada monitor atau TV kecil. Mau menyicil penelitian, tapi tak bisa karena melihat layar laptop bikin pusing. Sempat terjadi turbulence yang cukup lama. Alhamdulillah tidak begitu terasa guncangannya meski panik juga di awal.  Perjalanan menuju konferensi Istanbul Youth Sum