Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Cerpen

Fotokopi berujung Psikologi

  Sebuah perjalanan untuk memenuhi amanah dari orang tuaku. Sebelum tuntas, aku pantang pulang. Suasana Hari Raya Idul Fitri masih menyelimuti. Meski ada penyekatan, tak menyurutkan ajang silaturahmi. Pintu rumah warga banyak yang terbuka. Jalanan cukup sesak. Tapi, warung, toko alat tulis, toko kelontong masih banyak yang tutup. Aku pun ragu dengan perjalananku. Sedangkan barang yang ditanganku menanti untuk segera digandakan. Barang yang akan difotokopi ini harus aku tuntaskan pada 16 Mei 2021. Karena tanggal 17 Mei 2021 sudah digunakan orang tuaku untuk bekerja. Aku pun segera menuju ke tempat fotokopi dekat rumah. Sayangnya masih belum buka juga. Tak berhenti di satu dua toko. Aku mencari di daerah lain. Lagi-lagi hanya menemui tulisan yang berisi kalimat "Mohon Maaf Libur Hari Raya Idul Fitri 1442H, Buka Tanggal 18 Mei 2021". Tak habis akal! Aku pun mencari tempat jasa print. Pikirku, "kertas ini dapat discan kemudian diprint". Aku bertolak dari jalan sebelumny

Sastra dibalik Alam

Seorang yang suka dengan perubahan. Tetapi tak ingin meninggalkan diri dalam keramaian. Larik-larik sajak tertuang dengan penuh kisah. Alam membungkus semua yang rekayasa menjadi nyata. Sastra yang ditemuinya bukan sekedar kata. Tetapi sastra yang bersuara. Tak lihai dan tak begitu pandai dalam merangkai kata. Perjalanan yang sering dilalui dengan penuh keegoisan. Dekati alam menjauhi keramaian. Itu hal yang paling ia sukai. Keterasingan menurutnya berada dalam keramaian yang penuh kemunafikan. Kejujuran ia dapatkan di alam. Perjalanan mencapai puncak harus dilaluinya dengan beradu di jalan. Jalan-jalan yang cukup terjal segan untuk mempercepat kematian motor. Ya, mesin yang sudah berbau dan ditambah dengan knalpot yang panas. Namun, di setiap jalan rasa lelah tak begitu menjalar. Karena kanan kiri tanaman meramu kesejukan. Gelak tawa bersama kedua orang tua menambah kebahagiaan. Rasa syukur terus terucap di setiap jalan terjal. Tak jarang harus turun dari motor karena jalanan tidak be

Tepat 2 Tahun yang Lalu

Indahnya Kasih Sayang “Ibu, aku pulang.” Tidak ada jawaban Dengan rasa senang kuberlari menuju ruang tamu, di mana Ibu biasa bercengkerama denganku. Ruangan tampak sepi dan kosong. Aku mencari ke setiap sudut rumah, namun tidak ada tanda-tanda keberadaannya. Hanya ada selembar kertas yang ada di atas meja ruang tamu. Ternyata itu adalah surat untukku. -Untuk Adek- Adek, maaf Ibu tidak bisa menemani liburanmu. Saat ini, Ibu berada di kota menjenguk Ayahmu. Kira-kira satu Minggu Ibu meninggalkanmu. Tetapi jangan khawatir dek, selama satu Minggu ini adek di rumah akan ada yang menemani. Ada seorang anak kota yang akan tinggal di rumah kita. Dia ingin merasakan sejuknya desa. Semoga adek bisa lebih akrab dengannya ya.  -Ibu-  “Kenapa selalu di saat aku pulang, Ibu nggak ada di rumah. Menyebalkan.” Aku menggerutu tak jelas.  Jilbab, tas, jam tangan, dan segala asesoris yang memberatkan diri ini aku lepaskan. Dan segera aku menuju kamar untuk mere