Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Pendidikan

Strategi Pembelajaran Bermakna

  ( freepik.com ) Tak sedikit dari pengajar atau guru bisa memberikan pembelajaran bermakna bagi siswanya. Sayangnya kondisi pendidikan semakin hari mengalami penurunan tak dirasa. Opini ini bukan subjektif semata melainkan simpulan dari observasi penulis pada fakta di lapangan.  Pengajar berlomba-lomba untuk membuat pembelajaran semakin menarik dan interaktif. Tapi evaluasi psikologis guru apakah menjadi perhatian utama juga? Bukankah guru dan siswa saling mempengaruhi? Pembelajaran bermakna tentu sangat sulit dicapai ketika guru dan siswa tidak saling percaya. Pondasi kepercayaan hasil eksperimen penulis adanya keterbukaan satu sama lain. Karena secara tidak langsung kondisi ini berdampak pada psikologis guru dan siswa. Strategi yang sederhana sebenarnya, tapi akan dirasa sulit untuk dimulai ketika guru dan siswa memiliki block mindset atau pandangan tertutup terhadap suatu hal. Maka dari itu materi psikologi ketika berkuliah, pembekalan, workshop yang didapat begitu penting untuk d

Pertemuan Pertama

  Psikologi Komunitas adalah salah satu mata kuliah peminatan Psikologi Sosial. Pertemuan pertama mata kuliah ini telah dilakukan pada Jum'at, 12 Maret 2021 dimulai pukul  13.10 hingga pukul 14.20 WIB. Media yang digunakan dalam pertemuan ini adalah google meet. Media tersebut sudah disepakati oleh mayoritas Mahasiswa pengambil mata kuliah Psikologi Komunitas. Presensi beliau lakukan dengan memanggil Mahasiswa sesuai dengan nomor urut. Kemudian, Mahasiswa yang dipanggil mengaktifkan kameranya. Namun, beberapa Mahasiswa masih susah mendengar pertanyaan dari beliau karena terganggu oleh sinyal. "Tujuan saya mepresensi temen-temen dengan sistem ini supaya saya tahu kondisi kalian," terang Pak Ali selaku dosen pengampu mata kuliah Psikologi Komunitas. Benar nyatanya, masih ada kendala di beberapa Mahasiswa. Hal ini membuatnya resah dan khawatir dengan kondisi kedepannya. Karena sangat berdampak bagi Mahasiswanya. Materi yang Pak Ali sampaikan dapat terpotong-potong seh

Kampus yang Terbungkus

Ada yang hilang dan menjadi kenang. Apa kabar kampus yang tak lagi berpenghuni Mahasiswa dan Mahasiswi? Buku-buku perpustakaan pun tak lagi menjadi hidangan. Semua beralih ke webinar. Hingga banyak orang yang telah bosan. Hal apa saja sih yang telah hilang di masa pandemi? 1. Ruang kelas penuh cerita Rasalah yang tak bisa tergantikan. Suasana kelas telah memberi berbagai kisah. Seperti halnya berebut menjawab kuis. Butuh kecepatan dan ketepatan dalam menjawab. Namun, terkadang bagi yang berpostur kecil sering tak terlihat.  Oleh karena itu, penulis tak pernah bosan untuk menempati bangku depan. Tentunya akan mempermudah untuk dilihat dosen ketika angkat tangan, dapat mendengar dengan jelas penjelasan, dan mampu mencatat tulisan di papan. Serta, menguji detak jantung yang sering tak karuan. 2. Diskusi bersama dengan melingkar Selain itu, tak jarang dosen menyuruh Mahasiswa untuk membuat kelompok belajar. Kelompok yang sudah tercukupi anggotanya disegarakan berdiskusi sesuai topik yang t

Refleksi Pendidikan

Buku kegiatan Belajar Bersama Maestro yang diselenggarakan Kemdikbud 2018 Covid-19 memberi perubahan di semua lini kehidupan. Hari Pendidikan Nasional tahun ini pun menjadi beda dari sebelum-sebelumnya karena adanya pandemi. Hardiknas 2 Mei 2020 diperingati secara online. Pandemi ini bukan hambatan untuk kita menuntut ilmu. Sekolah memang hal yang utama. Tetapi, kita bisa menuntut ilmu dimana-mana. Tidak ada yang mewajibkan menuntut ilmu dengan berseragam, ada papan, meja, maupun kursi. Model pendidikan di Indonesia memang masih terpengaruh dengan pendidikan Barat. Tidak bisa dipungkiri nyatanya seperti itu. Hal utama refleksi pendidikan adalah menuntut ilmu untuk kemaslahatan umat. Bukan hanya formalitas menyusuri pendidikan hingga mendapat gelar yang tinggi. Bukan pula untuk membuat sekat antara yang tidak bersekolah dengan yang sekolah. Moral dan ilmu seperti tak berharga lagi. Politisasi keilmuan sudah terjadi. Tetapi tiada yang gusar akan hal ini. Demi mengembalikan kemurn

Penelitian Kecil

KEPEKAAN MAHASISWA IAIN TULUNGAGUNG TERHADAP KEBERSIHAN DI LINGKUNGAN KAMPUS Zulfa Ilma Nuriana: Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah/Psikologi Islam/IAIN Tulungagung Jl. Mayor Sujadi Timur No. 46 Tulungagung, Indonesia, 66221 Email: nuriana633@gmail.com Abstrak Berangkat dari keresehan terhadap lingkungan kampus yang tidak dianggap penting, pada bulan Nopember 2019, peneliti melakukan observasi lapangan. Hasil dari observasi tersebut menunjukkan kurangnya kepekaan Mahasiswa IAIN Tulungagung terhadap kebersihan di lingkungan kampus. Metode untuk mendalami tingkat kepekaan ini yakni observasi lapangan, wawancara, dan metode kualitatif. Tujuan tulisan ini yakni untuk membuka mata para Mahasiswa yang masih tidak peduli dengan lingkungan dan keimanannya. Tulisan ini memaparkan hasil dari observasi lapangan yang membahas tentang kepekaan Mahasiswa IAIN Tulungagung terhadap lingkungan kampus, serta mengaitkan sikap Mahasiswa dengan keimanannya. Kata kunci: kepekaan, mahas