Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Opini

Strategi Pembelajaran Bermakna

  ( freepik.com ) Tak sedikit dari pengajar atau guru bisa memberikan pembelajaran bermakna bagi siswanya. Sayangnya kondisi pendidikan semakin hari mengalami penurunan tak dirasa. Opini ini bukan subjektif semata melainkan simpulan dari observasi penulis pada fakta di lapangan.  Pengajar berlomba-lomba untuk membuat pembelajaran semakin menarik dan interaktif. Tapi evaluasi psikologis guru apakah menjadi perhatian utama juga? Bukankah guru dan siswa saling mempengaruhi? Pembelajaran bermakna tentu sangat sulit dicapai ketika guru dan siswa tidak saling percaya. Pondasi kepercayaan hasil eksperimen penulis adanya keterbukaan satu sama lain. Karena secara tidak langsung kondisi ini berdampak pada psikologis guru dan siswa. Strategi yang sederhana sebenarnya, tapi akan dirasa sulit untuk dimulai ketika guru dan siswa memiliki block mindset atau pandangan tertutup terhadap suatu hal. Maka dari itu materi psikologi ketika berkuliah, pembekalan, workshop yang didapat begitu penting untuk d

Bagaimana Estafet Juang Pemuda Indonesia?

  Pahlawan di masa silam telah berkorban harta, tahta, dan keluarga demi Merdekanya Indonesia. Rakyat-rakyat makan singkong. Tak sedikit berpakaian karung goni. Tapi, masa kini telah berbeda. Tiada belenggu penjajahan melainkan kesehatan dan budaya. Perlahan-lahan pandemi yang sudah 1 tahun lebih ini merenggut kebiasaan guyub rukun. Individualis yang tercipta karena globalisasi pun semakin melekat. Teknologi juga menjadi pemanis dari masa kritis. Banyak yang terlena karena dimudahkan olehnya. Lupa akan rasa. Terkurung dalam dunia maya. Tertawa pada benda bukan makhluk bernyawa. Apa rasa sudah mati? Apakah yang bernyawa hanya imaji?  Anak-anak yang berusia 2-4 tahun sudah sulit untuk lepas dari gawai! Mereka hanya diam dengan menatap berbagai hal yang ditawarkan pada gawainya. Siapa yang harus sigap? Bukan sekedar orang tua. Tetapi, seluruh warga Indonesia. Lengah sedikit saja, bonus demografi hanya menjadi bualan senja. Tenggelam seketika tanpa ada harapan untuk jaya. Pandemi

Apa arti Dunia?

  wonoilmu.blogspot.com – Dunia hanya menjadi pelipur lara yang semu. Sering aku bertanya-tanya. Dimana letak ketulusan? Akankah kehidupan hanya mencari sebuah kesuksesan dan kebahagiaan? Tiap malam yang hening, pikiran terus menyelami kegelapan. Debat dalam hati tak henti-henti. Air mata pun membanjiri. Apa arti Dunia? Dimana-mana hanyalah hal yang fana. Apa tujuan mereka? Diam adalah jurus utama ketika orang-orang mulai mengoyak kesabaran. Walau diam, tapi batin terus bergelut. Apa guna kau bertutur kata? Jika tak ada yang tau maksud perkataanmu. Jangan kau bakar diri dengan kesemuan duniawi. Lagi dan lagi aku bertanya pada diri. Untuk apa ada kehidupan? Jika tak ada yang menginginkan kehadiranmu. Rasa sakit terus menyerang diri. Tak tau, sakit ragawi atau batiniah. Tak ingin pula gegabah. Karena lelah, hanya terucap, "bismikallah humma ahya wabismika amud". Doa sebelum tidur yang memiliki arti Ya Allah dengan menyebut nama-Mu aku hidup dan dengan menyebut nama-Mu ak

Pancasila dalam Dunia Pendidikan

Pancasila merupakan dasar falsafah  Negara Republik Indonesia sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Pancasila juga sebagai alat pemersatu bangsa. Pembentuk atau pencipta Pancasila bukan Bung Karno. Bung Karno hanya salah seorang penggali dari nilai-nilai Pancasila.  Kehidupan bangsa Indonesia sangat memerlukan implementasi nyata dari nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila. Nilai tersebut mencerminkan kepribadian asli masyarakat Indonesia. Nilai yang dimaksud seperti norma dan etika. Kesatuan yang utuh dan bulat terangkum dalam Pancasila. Apabila nilai-nilainya diterapkan akan membentuk pola sikap, pikir, dan tindakan yang baik serta memberikan arah kepada masyarakat Indonesia. Namun, posisi Pancasila saat ini seolah berada diambang kebingungan. Penafsiran-penafsiran baru di masa ini bukan menguatkan melainkan melemahkan. Aktualisasi nilai-nilai Pancasila sendiri yang semakin luntur akan mendorong kemrosotan moral bangsa. Padahal Pancasila sebagai filter dalam hidup

Suara Seni di Tengah Pandemi

Yogyakarta memberikan arti seni yang sesungguhnya. Apresiasi tinggi terhadap seni telah bergaung lama. Saya pun membuktikan kebenaran cerita dan berbagai berita tentang Jogja. Pertama kali saya ke Jogja tanggal 2 Juni 2018 bertujuan menimba ilmu seni. Kekaguman terhadap daerah ini terus mewarnai diri. Benar adanya seni terremajakan di sini. Dalam perjalanan menuju rumah Maestro Djokopekik, mata terus menyoroti karya seni di pinggir jalan. Tembok-tembok dipenuhi mural yang unik dan menarik. Suguhan yang jarang saya temui di daerah lain. Suatu waktu saya berkesempatan untuk membuat sketsa di Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (PASTY). Tak sendiri karena bersama teman-teman pelajar yang terpilih dari berbagai sekolah di Indonesia. Kami pun langsung bergegas mencari objek untuk disket. Rasa ragu-ragu mulai menyelimuti diri saya. Tetapi, melihat semangat teman-teman, saya pun melawan rasa itu. Mulailah saya membuat sket di daerah pintu masuk pasar ini. Momen yang ditangkap haru