Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Recount text

Sastra dibalik Alam

Seorang yang suka dengan perubahan. Tetapi tak ingin meninggalkan diri dalam keramaian. Larik-larik sajak tertuang dengan penuh kisah. Alam membungkus semua yang rekayasa menjadi nyata. Sastra yang ditemuinya bukan sekedar kata. Tetapi sastra yang bersuara. Tak lihai dan tak begitu pandai dalam merangkai kata. Perjalanan yang sering dilalui dengan penuh keegoisan. Dekati alam menjauhi keramaian. Itu hal yang paling ia sukai. Keterasingan menurutnya berada dalam keramaian yang penuh kemunafikan. Kejujuran ia dapatkan di alam. Perjalanan mencapai puncak harus dilaluinya dengan beradu di jalan. Jalan-jalan yang cukup terjal segan untuk mempercepat kematian motor. Ya, mesin yang sudah berbau dan ditambah dengan knalpot yang panas. Namun, di setiap jalan rasa lelah tak begitu menjalar. Karena kanan kiri tanaman meramu kesejukan. Gelak tawa bersama kedua orang tua menambah kebahagiaan. Rasa syukur terus terucap di setiap jalan terjal. Tak jarang harus turun dari motor karena jalanan tidak be

Titik Balik Sebuah Mimpi

Kesulitan dan cobaan akan membawa kita pada banyak kejutan-kejutan yang tak terduga jika kita ikhlas, penuh kesabaran, terus berikhtiar dan tak pernah mengeluh dalam menjalaninya. -Panji Ramdana   Buku yang telah membersamaiku selama masa gelap itu. Jika waktu diulur mundur banyak berbagai pergolatan hati menguasai diri. Terkadang sulit untuk mengontrolnya. Tetapi ada satu hal yang sederhana dan mampu meluruhkan segala emosi jiwa. Sebuah bola menjadi awal dari semua. Ketika kumulai suka hingga terluka cukup lama. Di masa kecil suka dengan bola yang dimainkan oleh sepupu. Ada tambahan bumbu merasuk pada kalbu. Bola yang lebih besar kutemui.  Ring yang tinggi memberi kesan tersendiri. Lapangan, bola, ring yang semua milik anak bos. Selagi saya sebagai anak buruh, ya malu ingin meminjam bola itu. Cukup kupandangi dan berharap suatu hari nanti bisa memainkannya. Dunia berputar begitu cepat. Aku pun masuk SMPN 1 Srengat. Tatapanku tertuju pada sebuah lapangan yang terletak dekat pintu gerba

Çok Soğuk

Di benua Eropa terangkum kejutan nyata. Kutemukan kawan di detik-detik perpisahan. Harapan dan doa tetap kupanjatkan di setiap jalan. Dingin membekukan kaki tuk berjalan. Tetapi, dingin mendekatkanku pada kisah perjuangan. Di lain negara, respon tubuh tak lagi sama. Cuaca paling dingin di Indonesia kurasakan di puncak bedugul, Bali. Di perjalanan membuatku tak berkutik. Sulit untuk bernapas. Terkadang batuk yang tak lepas. Di saat yang lain keluar melihat suasana sore di kapal. Aku hanya terdiam di dalam bus bersama dengan bus-bus lain yang ada di kapal. Namun, semua itu tak kurasakan di Turki. Suhu dingin yang paling rendah yang kudapati di negara ini adalah 3 derajat celcius. Tepat di pagi hari setelah sholat subuh. Respon tubuh hanya kedinginan. Tak lebih seperti di puncak bedugul. Alhamdulillah, dapat merasakan musim dingin di Istanbul. Pertemuan singkat yang memberi banyak amanat. Aku sempat berkenalan dengan perempuan Turki di dekat jembatan Bosphorus. Tepatnya di tepi

Boarding Pass dan Paspor Dunia

Dari yang tidak tahu menjadi tahu. Anak pemakan beras bulog merangkak untuk mendapat yang dia tidak ketahui. Seseorang berkata padanya, "sepertinya itu boarding pass". Dia diam dan bingung. Itu adalah perkataan dari seorang teman di SMA. Karena kebingungannya membuatnya ingin tahu lebih jauh lagi. Ia meminta penjelasan yang lebih detail. Ya walaupun sudah dijelaskan ternyata dia masih belum paham juga. Sejak itulah si anak pemakan beras bulog berandai-andai bisa tahu boarding pass yang dimaksud. Di lain waktu, ia membaca sebuah artikel yang menjelaskan tugas dari dosen. Pada artikel tersebut dosen memberikan tugas untuk semua Mahasiswanya. Cukup sederhana dan membuat sontak seluruh Mahasiswa. Tugas itu hanya satu yakni membuat paspor. Banyak Mahasiswa yang bertanya-tanya. Lantas Dosen pun menjelaskan apabila kalian sudah memiliki paspor tersebut, maka dunia ada di genggamanmu. Tapi, sertai dengan ilmu yang kamu miliki. Artikel yang dia baca kurang lebih menjelaska

First time abroad

Blue Mosque, Turki Maybe you know more about Turkey than me. I got to know Turkey when I found information about the Istanbul Youth Summit 2020 last Sept. Actually I just learned this country has a story about Constantinople. I found this story from my best friend in senior hight school. She told me about Muhammad Al-Fatih. Another time I received the opportunity to travel in Turkey. I believe that God has the best plan than me. I hope I can fasting in another country. Finally, I can do it in Istanbul. When I pray I want to cry. Because I'm here with a good friend. The Blue Mosque gives a different feel. Not only in front but also in the mosque. Every prayer at the Turkish mosque, my friend and I are always amazed. The history attached to this mosque is very good. Each mosque has a place to save shoes or sandals. I did this trip after the event. The photo above is one of the historical places that I visited in Turkey. I am interested to go Turkey again.