Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Essai

Tidur Berkualitas

  Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk bisa membuat tidur berkualitas. Tidur berkualitas sendiri ialah tidur dengan kondisi tenang dan bangun terasa lebih fresh serta ringan. Tidur yang sangat diidam-idamkan oleh orang-orang sering lembur kerja hingga kebutuhan tidurnya terganggu. Coba cek dulu, kebiasaan apa aja yang kalian lakukan sebelum tidur dan gimana dampaknya. Tentu ada yang berdampak positif dan negatif. Sebisa mungkin yang negatif menjadi positif. Mulai dari mana? Mulai dari sekarang! Aktivitas ini bisa kalian coba sebelum tidur. Minum air putih secukupnya. Bersih diri. Tidak harus mandi. Bisa dengan berwudhu maupun cuci muka, berkumur, kaki, dan tangan. Baca buku yang menenangkan. Bisa juga dengan murojaah maupun membaca Al Qur'an. Berpikir positif Melakukan apresiasi pada diri Self talk Bersyukur Menulis  Melukis Mendengarkan musik Atur posisi tidur senyaman mungkin  Jangan lupa berdoa dan membuat harapan yang baik  Aktivitas itu tidak harus semua dilakukan. Ambil ya

Perburuan Tiket Konferensi di Türkiye

Zulfa Ilma Nuriana dalam Koran Jawa Pos tahun 2020 Tiket pesawat yang bikin jantung up and down . Belinya aja tiga hari sebelum tanggal keberangkatan. Hubungin banyak orang di tengah malam. Gak tahu gimana proses belinya. Jalan kepepet kulalui yakni beli pada agen tiket. Awalnya dapat tiket yang perlu transit. Tapi tiket tersebut terdahului oleh yang lain, aku pun dicarikan lagi. Syukur sekali aku justru dapat tiket yang pulang pergi tanpa transit dengan maskapai Turkish Airlines.  Perjalanannya pun juga tak singkat. Hampir 12 jam di dalam pesawat Turkish Airlines. Namun tak melelahkan karena fasilitasnya begitu baik. Kunikmati dengan mendengar murotal, lagu, mengamati langit, tidur, makan, ibadah, dan menonton film pada monitor atau TV kecil. Mau menyicil penelitian, tapi tak bisa karena melihat layar laptop bikin pusing. Sempat terjadi turbulence yang cukup lama. Alhamdulillah tidak begitu terasa guncangannya meski panik juga di awal.  Perjalanan menuju konferensi Istanbul Youth Sum

Latih Public Speaking dari Berani Bertanya

Zulfa Ilma Nuriana (Alumni Pendidikan Kader Pemimpin Muda Nasional III) dalam agenda KEMENPORA RI 2022 Tak asing lagi pastinya dengan kata public speaking . Tapi masih banyak muda mudi yang kesulitan dalam mewujudkan kemampuan tersebut. Siapa sangka Zulfa yang di masa SMP hanya menjadi penonton temannya yang bagus dalam public speaking, kini dirinya juga ikut mengisi ruang-ruang publik. Baik itu secara online maupun offline. Hal itu bisa terjadi karena Zulfa memaksa dirinya untuk berani bertanya di dalam kelas. Gugup dan rasa menggigil itulah yang mengawali. Tapi kondisi tersebut tidak bertahan lama. Semakin sering Zulfa latih, semakin berkurang juga kondisi tersebut. Selain bertanya, ia juga memanfaatkan sesi presentasi di kelas atau bahkan maju di depan karena ditunjuk. Dorongan yang membuatnya berani ialah adanya reward . Reward yang tidak hanya dalam bentuk materi tetapi juga moral. Karena tak jarang dari guru melakukan evaluasi setelah Zulfa presentasi. Evaluasi tersebut juga ia

Kereta Lagi, Kereta Terus

Pengambilan Foto di jalan Sultan Ahmed, Istanbul  Perjalanan pada Januari 2020 lalu begitu berkesan. Karena banyak hal yang dapat Zulfa eksplor di Türkiye, khususnya daerah Istanbul. Berbekal jiwa nekad dan ridho orang tua, Zulfa memberanikan diri untuk mengikuti agenda Konferensi Tingkat Tinggi. Bonusnya ia bisa extend 6 hari di Istanbul. Enaknya di kota ini kita kemana-mana dengan kereta. Ada kereta di jalan raya dan bawah tanah. Pemanfaatannya juga gampang yang penting punya saldo di Istanbul Card. Cukup padat transportasi umum dan pribadi. Karena selama di sini, Zulfa selalu menjumpai kendaraan. Tapi itu ada di jalan raya.  Jalan-jalan kecil hanya ada kendaraan pribadi. Bedanya budaya antri di Istanbul dan Blitar itu begitu kontras. Ketika Zulfa antri, ia hanya melihat sedikit tempat duduk untuk menunggu. Cukup kaget juga, ternyata lebih banyak antri berdiri dan tinggal masuk daripada duduk di kursi tunggu. Kala itu ia sempat berpikir, "Gercep amat orang-orang masuk ke kereta

Ekonomi Kreatif, Lestarikan Budaya

Disbudpar Kota Blitar, Stakeholder, Batik Mawar Putih  Kita tidak asing lagi dengan kosakata ekonomi kreatif dan pelestarian budaya. Tingkatan pemerintah daerah mendorong program tersebut. Bagaimana tidak? Fasilitas berbagai agenda kebudayaan telah ada di Kota Blitar. Apalagi menjelang bulan pertengahan hingga akhir tahun, selalu disemarakkan dengan festival. Kali ini Zulfa Ilma Nuriana hadir bersama Ikla Harmoa dalam sarasehan stakeholder yang diselenggarakan oleh Disbudpar Kota Blitar. Mereka sebagai perwakilan Forum Lingkar Pena Blitar. Keseruan mengikuti agenda ini terwujud dalam sesi tanya jawab yang diawali dengan promosi company. Selain itu, usai agenda pun bisa berbincang dengan narasumber maupun yang lain. Agenda ini lebih hidup karena ada sesi belajar.  Sesi belajar atau umumnya dikatakan seminar ini bertajuk Strategi Industri Kreatif Lokal Menembus Pasar Global. Pematerinya ialah sepasang suami istri bernama Yogi Rosdianta dan Santika Mawar dari Batik Mawar Putih. Materi yan

Nasib Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19

Pendidikan di masa pandemi covid-19 ini semakin terancam. Tak perlu saya melihat jauh di luar kota. Karena kondisi anak-anak di dekat saya mengalami keguncangan baik psikis maupun batin. Saya bertempat tinggal di Desa Wonorejo, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Anak-anak di masa pandemi covid-19 ini lebih sering bermain dengan teman-temannya dibandingkan belajar. Tidak masalah ketika mereka bermain ada stimulus positif. Sayangnya, banyak dari mereka menggampangkan tugas dari Guru. Alhasil, ketika diberlakukan ujian bergilir di sekolah, mereka kelabakan.  Di sini bukan hanya pemerintah, orang tua, dan Guru yang harus mencegah lost generation tetapi juga kita para pemuda. Pendekatan yang kita terapkan pun bukan lagi-lagi okol (pukulan) tetapi akal. Karena anak-anak semakin pintar dan canggih tentu kita juga harus mendekatinya dengan akal dan afeksi. Afeksi ini berperan dalam memahami kondisi anak yang sedang merasa sedih, senang maupun gundah.  Kebutuhan akan rasa kas

Silaturahmi bertajuk Hobi

  Silaturahmi siang tadi berisi berbagai topik dan pesan untuk umat. Tetapi, aku akan membagi beberapa darinya. Topik ini tidak jauh dari kehidupan kita. Malah sering kali kita anggap sebagai bakat padahal itu dua hal yang berbeda. Salah satu topiknya yakni hobi. Hobi menurut KBBI berarti kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang, bukan pekerjaan utama. Sedangkan bakat adalah kemampuan bawaan yang meski tidak diasah akan tetap melekat pada diri seseorang. Nah, dari sini saja sudah tampakkan perbedaannya. Sangat penting untuk memahami perbedaan dari kedua hal itu. Karena dampak yang akan ditimbulkan pun berbeda. Seringkali kita terjebak dengan hobi. Padahal hobi ini tidak akan terus sama sedari kecil hingga dewasa. Jikapun sama, pasti ada kegiatan mengasah hobi yang dimiliki. Sebuah kekeliruan dalam memahami ini pernah aku lalui. Dampaknya pun sangat besar. Kukira kegiatan yang sudah lama kulalui adalah bakat, ternyata hobi. Jadi, ketika yang kuanggap bakat itu dipatahkan, ak

Nilai Pasti atau Maknawi?

Kerap kali kita temui pertanyaan-pertanyaan yang dapat menyudutkan seseorang. Memang tidak bermaksud merendahkan tetapi secara implisit menciutkan nyali. Tidak semua hal diukur berdasar nilai pasti. Perlu kita lihat secara maknawi. Mengapa saya menuliskan nilai pasti bukan nilai? Karena dalam ruang filsafat, nilai menjadi arti dari aksiologi. Aksiologi membahas tentang nilai-nilai kehidupan (Darwis, 2009). Berpikir aksiologi merupakan cara memahami suatu hal dengan melihat nilai guna dan manfaatnya. Nah, sedangkan saya di sini tidak berbicara soal ini melainkan nilai pasti atau angka atau numerik. Siapa sih yang sampai saat ini tidak pernah ditanyai, Berapa peringkatmu Nak? Berapa usiamu? Berapa kali kamu sudah mengkhatamkan Al Qur'an? Pertanyaan-pertanyaan ini perlu kita renungi sejenak. Bisa gak sih seseorang memahami sebuah ilmu dengan ditanyai seperti itu. Bukannya pertanyaan itu menambah tekanan pada diri seseorang. Pertanyaan yang hanya berorientasi pada hasil. Tidak meng

Menjemput Bola

Bola diperebutkan oleh banyak pemain. Pemain pun rela untuk terjatuh demi mendapatkan sebuah poin. Pertandingan semakin memanas di kala poin telah sama antar tim. Pada posisi ini kecurangan pun kerap terjadi. Namun, tak menutup kemungkinan yang dicurangilah pemenangnya. Seperti halnya sebuah kehidupan dalam mencapai tujuan. Harus kita jemput bukan dinanti. Pelan saja namun pasti. Jangan hanya berburu pada kenikmatan duniawi. Hingga lupa dengan Sang Ilahi. Bertahanlah jika saat bermain Anda dijegal. Hidup memang tak terus mulus tetapi terjal. Atur emosi dan tata strategi. Perlahan tujuan akan tercapai. Hindari kontra pikir dan rasa supaya kesatuan mampu memberi perubahan. loading...

Tirai Puisi

  AKU Kalau sampai waktuku Kumau tak seorang kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu Aku ini binatang jalang Dari kumpulan terbuang Biar perluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih peri Dan aku akan lebih tidak perduli Aku mau hidup seribu tahun lagi Maret 1943 Perkenalanku dengan puisi sangatlah sederhana. Tepatnya di kelas X saya mendapat tugas untuk membacakan puisi di depan kelas. Puisi yang kubaca adalah karya sastrawan legendaris. Dua tanggal yang menunjukkan kematian dan kelahirannya pun diperingati sebagai Hari Puisi Nasional dan Hari Puisi Indonesia. Siapakah beliau? Chairil Anwar telah mewarnai Indonesia dengan rangkaian kata-kata. Ia dijuluki Si Binatang Jalang. Seorang yang lahir di Medan dan meninggal di Jakarta menyisakan kenang. Penyair Indonesia lainnya pun memanfaatkan tanggal 28 April dan 26 Juli sebagai momentum kenang. Puisi yang berjudul AKU telah kubacakan di dep

Nasihat di Balik Bintang

Masa kecil yang masih tetap melekat kuat. Bapak selalu menggendongku di setiap malam. Perlihatkan bintang-bintang yang gemerlapan dan sholawat terus dipanjatkan. Didekapnya aku merasa terlindungi. Seolah tak ada yang mengusik diri. Malam pun menyiratkan pesan. Pada sebuah masa yang penuh tuntutan. Di setiap keberhasilan tak kan luput dari ridho orang tua. Didikannya yang mampu menempa diri menjadi besi yang tertata rapi. Apabila besi yang masih panas tak ditempa dengan terpola maka ia akan dingin tanpa makna. Begitu pula anak manusia. Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Pasti kalian tak asing lagi dengan pepatah itu. Namun, apakah salah jika anak lebih baik dari kehidupan orang tuanya? Berbagai upaya telah orang tua lakukan untuk anaknya. Supaya kesulitan yang pernah dialaminya tidak terulang kembali ke keturunannya. Sepatutnya anak harus memahami orang tua yang telah berkeja keras baik pagi hingga senja. Tak mengenal teriknya matahari karena pergi gelap pulang pun gelap. Aku buka

Role Model itu Perlu!

Bicara pendidikan pasti kalian pernah mendapat tugas sekolah untuk membuat biografi tokoh. Siapa sangka dari tugas sekolah menjadi tokoh idola hingga mempengaruhi kehidupan seseorang. Tokoh idola seperti kiblat dari para penggemarnya. Biasanya orang menjadikannya sebagai role model.  Role model merupakan seseorang yang dapat memberikan teladan baik. Pengaruhnya pada diri seseorang cukup besar. Karena adanya role model akan memperjelas langkah seseorang untuk mencapai tujuan. Tentunya dengan mengikuti jejak perjuangan role modelnya. Tokoh besar pun memiliki role model. Seperti halnya Bung Karno yang mengakui bahwa cerminnya adalah H.O.S Tjokroaminoto. H.O.S Tjokroaminoto merupakan guru sekaligus mertuanya telah memberikan banyak perubahan dalam diri Bung Karno. Gang Peneleh 7 menjadi saksi nyata. Di sanalah para tokoh muda bangsa menggodok gagasannya.  Seseorang yang tak memiliki role model akan sulit mencapai tujuannya. Langkah yang belum jelas dan kebingungan dalam dirinya terus meng

Membumikan Literasi bersama Kirana Kejora

Workshop karya tulis ilmiah tentang Bung Karno di Ruang Seminar Perpustakaan Bung Karno Kenormalan baru tak menyurutkan semangatku untuk berliterasi. Acap kali ragu untuk keluar rumah. Namun, keraguan itu mulai kutepis. Karena aku sudah mulai merasa gusar dengan orang-orang di sekitar. Takutnya jika ini terus terjadi dan menjadi kebiasaan, maka aku tak begitu memiliki rasa peduli dan empati terhadap orang. Aku pun mencoba untuk mengikuti workshop karya tulis ilmiah pada 8 Juli 2020. Workshop ini diselenggarakan oleh Perpustakaan Bung Karno. Workshop pun dibuka dengan begitu menarik. Aku dan peserta workshop yang lain menikmati pertunjukan tari dari anak-anak. Acara selanjutnya diisi dengan semua peserta dan panitia workshop menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Pustakawan. Kemudian, penyampaian sambutan dari pihak Perpustakaan Bung Karno. Dilanjut dengan doa bersama. Semua peserta workshop termasuk aku memasuki ruang seminar. Sebelum memulai workshop, ada sedikit cerita dari P

Alih Wahana Sastra

Taklimat media launching Sandiwara Sastra pada 6 Juli 2020 Sandiwara Sastra merupakan alih wahana karya sastra Indonesia. Pertama kali aku mengetahui ini langsung teringat dengan Sandiwara Radio yang pernah diceritakan Bapak. Bapak sangat suka dengan Sandiwara Radio. Beliau menyebutkan karya legendaris di Indonesia seperti Saur Sepuh dan Tutur Tinular. Saur Sepuh merupakan karya Almarhum Niki Kosasih yang menceritakan tentang perjalanan seorang pendekar sakti bernama Brama Kumbara. Brama Kumbara yang kelak akan menjadi raja di salah satu kerajaan di wilayah selatan bernama Madangkara. Latar ceritanya pada masa pemerintahan raja Hayam Wuruk pada zaman kerajaan Hindu Buddha Majapahit di Nusantara. Sandiwara radio ini disiarkan melalui media radio pada Dasawarsa 1980-an di Indonesia. Sedangkan Tutur Tinular yang juga karya legendaris ini disiarkan pertama kali pada 1 Januari 1989 dan dipancarluaskan lebih dari 512 pemancar stasiun radio di seluruh Indonesia. Karya S. Tidjab ini mengis

Boarding Pass dan Paspor Dunia

Dari yang tidak tahu menjadi tahu. Anak pemakan beras bulog merangkak untuk mendapat yang dia tidak ketahui. Seseorang berkata padanya, "sepertinya itu boarding pass". Dia diam dan bingung. Itu adalah perkataan dari seorang teman di SMA. Karena kebingungannya membuatnya ingin tahu lebih jauh lagi. Ia meminta penjelasan yang lebih detail. Ya walaupun sudah dijelaskan ternyata dia masih belum paham juga. Sejak itulah si anak pemakan beras bulog berandai-andai bisa tahu boarding pass yang dimaksud. Di lain waktu, ia membaca sebuah artikel yang menjelaskan tugas dari dosen. Pada artikel tersebut dosen memberikan tugas untuk semua Mahasiswanya. Cukup sederhana dan membuat sontak seluruh Mahasiswa. Tugas itu hanya satu yakni membuat paspor. Banyak Mahasiswa yang bertanya-tanya. Lantas Dosen pun menjelaskan apabila kalian sudah memiliki paspor tersebut, maka dunia ada di genggamanmu. Tapi, sertai dengan ilmu yang kamu miliki. Artikel yang dia baca kurang lebih menjelaska