Aku pun mencoba untuk mengikuti workshop karya tulis ilmiah pada 8 Juli 2020. Workshop ini diselenggarakan oleh Perpustakaan Bung Karno. Workshop pun dibuka dengan begitu menarik. Aku dan peserta workshop yang lain menikmati pertunjukan tari dari anak-anak.
Acara selanjutnya diisi dengan semua peserta dan panitia workshop menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Pustakawan. Kemudian, penyampaian sambutan dari pihak Perpustakaan Bung Karno. Dilanjut dengan doa bersama.
Semua peserta workshop termasuk aku memasuki ruang seminar. Sebelum memulai workshop, ada sedikit cerita dari Pak Agus. Pak Agus merupakan pustakawan Perpustakaan Bung Karno. Ia menceritakan tentang Bung Karno.
Bung Karno yang ia ceritakan bukan seperti Bung Karno yang dikenal publik. Apabila di buku Cindy Adams ada Dapur Nasionalisme, dalam ceritanya Bung Karno sebagai juru masak. Beliau memiliki buku antik yang mungkin sedikit orang tahu. Buku ini berjudul Mustika Rasa. Di dalamnya telah teracik berbagai resep makanan Nusantara.
Pak Agus mengakhiri ceritanya dengan mengajakku dan peserta workshop yang lain untuk memanfaatkan Perpustakaan Bung Karno dalam mencari dan mengenalkan tentang sisi lain Bung Karno yang belum diketahui masyarakat luas. "Perpustakaan adalah lumbungnya buku, bukan gudangnya buku," ujar Pak Agus. Sebuah pesan yang tetap teringat sampai saat ini.
Workshop pun dimulai. Narasumbernya adalah Kirana Kejora. Ia menyampaikan materi tentang teknik menulis travel note atau catatan perjalanan. Disampaikan dengan tegas, lugas, dan antusias.
Karya-karya dari peserta workshop pun dibedah dan dikritiknya dengan tidak bertele-tele. Rekomendasi judul dari Mbak Kei pun juga menarik. Walaupun laptop yang kugunakan sering log out dari media zoom, aku tetap bisa menangkap poin penting yang Mbak Kei sampaikan.
Poin pentingnya yakni tiga unsur utama dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam catatan perjalanan. Tiga unsur utama ini adalah plausible (masuk akal), suspense (ketegangan), dan surprise (kejutan). Ketiga unsur ini harus termuat dalam tulisan catatan perjalanan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain penulis harus menjadi penutur atau pencerita, bentuk tulisannya ilmiah populer, lebih menarik jika ada teka-teki dan simbol, serta memuat dialog. Hal penting lainnya yakni perlu adanya pengendapan karya dan pembacaan ulang. Penulis tidak perlu tergesa-gesa dalam menghasilkan sebuah karya.
Pengendapan karya sangat bermanfaat untuk mengetahui kekurangan dalam tulisan. Biasanya aku merasa puas dengan tulisan yang sudah jadi. Tetapi, setelah beberapa lama tulisan yang aku anggap sudah baik itu berubah menjadi buruk. Hal ini dipengaruhi oleh selang waktu.
Selang waktu dan pengalaman baru mampu memberikan perubahan pada tulisan. Selang waktu yang panjang akan memberikan kesempatan kepada penulis untuk memposisikan sebagai pembaca. Sedangkan selang waktu yang singkat, penulis akan sulit untuk memposisikan dirinya sebagai pembaca. Karena pandangannya masih terkurung pada diri yang sedang menulis bukan membaca.
Literasi memang begitu luas pembahasannya. Namun, tak perlu pusing. Karena kalau kalian masuk di dalamnya akan merasa candu.
loading...
Komentar
Posting Komentar