Kebab berasal dari Timur Tengah. Jadi tak heran jika kita berkunjung ke Turki, kerap menemuinya. Saya sendiri juga sering melihat gerobak bertuliskan Kebab Turki di Indonesia. Tapi, saya belum tertarik untuk membelinya. Percobaan pertama kebab ini pun diberi oleh kawan saya ketika kami di Malang, Jawa Timur. Karena tidak begitu suka mayones, saya pun enggan memakannya lagi.
Kedua kalinya saya memakan kebab pada kegiatan konferensi di Turki. Lebih tepatnya ketika kedatangan kami di tempat penginapan. Kawan-kawan yang baru saya jumpai menawari makanan tersebut kepada saya. Sebelumnya, kebabnya itu panjang tapi cepat pendek. Karena roti, daging, saus, sayur, dan mayones berpadu menjadi hidangan idola. Rasanya pun sangat berbeda dengan percobaan pertama saya.
Karena percobaan kedua yang enak, saya pun penasaran untuk mencobanya lagi. Ternyata terdapat penjual kebab yang tak jauh dari tempat penginapan. Saya pun dikejutkan dengan proses penyajiannya. Kokinya hanya menyisir daging yang tertusuk besi besar. Sambil diputar-putar supaya dagingnya matang secara rata.
Kebab yang disajikan dengan roti ini membuat saya ketagihan. Penyajiannya yang panas sangat cocok dimakan pada musim dingin. Tapi, kebab tidak bisa menjadi alternatif untuk menjaga perut tetap kenyang. Nasilah yang tetap menjadi target utama ketika mencari makanan di Turki.
loading...
Komentar
Posting Komentar