Langsung ke konten utama

Latih Public Speaking dari Berani Bertanya

Zulfa Ilma Nuriana (Alumni Pendidikan Kader Pemimpin Muda Nasional III) dalam agenda KEMENPORA RI 2022



Tak asing lagi pastinya dengan kata public speaking. Tapi masih banyak muda mudi yang kesulitan dalam mewujudkan kemampuan tersebut. Siapa sangka Zulfa yang di masa SMP hanya menjadi penonton temannya yang bagus dalam public speaking, kini dirinya juga ikut mengisi ruang-ruang publik. Baik itu secara online maupun offline.

Hal itu bisa terjadi karena Zulfa memaksa dirinya untuk berani bertanya di dalam kelas. Gugup dan rasa menggigil itulah yang mengawali. Tapi kondisi tersebut tidak bertahan lama. Semakin sering Zulfa latih, semakin berkurang juga kondisi tersebut.

Selain bertanya, ia juga memanfaatkan sesi presentasi di kelas atau bahkan maju di depan karena ditunjuk. Dorongan yang membuatnya berani ialah adanya reward. Reward yang tidak hanya dalam bentuk materi tetapi juga moral.

Karena tak jarang dari guru melakukan evaluasi setelah Zulfa presentasi. Evaluasi tersebut juga ia perhatikan betul-betul. Ia sendiri juga sering bertanya pada dirinya sendiri. Apa yang menjadi penghalang untuk maju ke depan?

Berkali-kali ia pahami. Ya semua hanya keraguan pada dirinya sendiri. Tapi, secara perlahan itu dapat ia singkirkan. Jika kalian merasa belum siap, coba pahami lagi. Hal-hal apa saja yang membuat ragu pada diri.

Zulfa ada beberapa cara untuk menyiapkan diri dalam public speaking. Berikut cara yang bisa dan sangat mungkin untuk kalian coba:
  1. Menyiapkan dan memahami materi yang akan disampaikan.
  2. Fokus pada materi yang disampaikan.
  3. Bisa membuat PPT atau catatan poin materi.
  4. Jaga kontak mata dengan audiens.
  5. Selipkan kata-kata yang membangun komunikasi dengan audiens.
  6. Sesekali buat pandangan menyeluruh jika dirasa kurang nyaman. Bisa juga melihat suatu benda di sekitar lokasi kegiatan.
  7. Jangan lupa minum dan atur nafas.
Mungkin tampaknya sepele, tapi itu sangat membantunya. Kalau ada cara lain bisa juga kalian share di komentar yaa. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ekonomi Kreatif, Lestarikan Budaya

Disbudpar Kota Blitar, Stakeholder, Batik Mawar Putih  Kita tidak asing lagi dengan kosakata ekonomi kreatif dan pelestarian budaya. Tingkatan pemerintah daerah mendorong program tersebut. Bagaimana tidak? Fasilitas berbagai agenda kebudayaan telah ada di Kota Blitar. Apalagi menjelang bulan pertengahan hingga akhir tahun, selalu disemarakkan dengan festival. Kali ini Zulfa Ilma Nuriana hadir bersama Ikla Harmoa dalam sarasehan stakeholder yang diselenggarakan oleh Disbudpar Kota Blitar. Mereka sebagai perwakilan Forum Lingkar Pena Blitar. Keseruan mengikuti agenda ini terwujud dalam sesi tanya jawab yang diawali dengan promosi company. Selain itu, usai agenda pun bisa berbincang dengan narasumber maupun yang lain. Agenda ini lebih hidup karena ada sesi belajar.  Sesi belajar atau umumnya dikatakan seminar ini bertajuk Strategi Industri Kreatif Lokal Menembus Pasar Global. Pematerinya ialah sepasang suami istri bernama Yogi Rosdianta dan Santika Mawar dari Batik Mawar Putih. Materi yan

Kereta Lagi, Kereta Terus

Pengambilan Foto di jalan Sultan Ahmed, Istanbul  Perjalanan pada Januari 2020 lalu begitu berkesan. Karena banyak hal yang dapat Zulfa eksplor di Türkiye, khususnya daerah Istanbul. Berbekal jiwa nekad dan ridho orang tua, Zulfa memberanikan diri untuk mengikuti agenda Konferensi Tingkat Tinggi. Bonusnya ia bisa extend 6 hari di Istanbul. Enaknya di kota ini kita kemana-mana dengan kereta. Ada kereta di jalan raya dan bawah tanah. Pemanfaatannya juga gampang yang penting punya saldo di Istanbul Card. Cukup padat transportasi umum dan pribadi. Karena selama di sini, Zulfa selalu menjumpai kendaraan. Tapi itu ada di jalan raya.  Jalan-jalan kecil hanya ada kendaraan pribadi. Bedanya budaya antri di Istanbul dan Blitar itu begitu kontras. Ketika Zulfa antri, ia hanya melihat sedikit tempat duduk untuk menunggu. Cukup kaget juga, ternyata lebih banyak antri berdiri dan tinggal masuk daripada duduk di kursi tunggu. Kala itu ia sempat berpikir, "Gercep amat orang-orang masuk ke kereta

Perburuan Tiket Konferensi di Türkiye

Zulfa Ilma Nuriana dalam Koran Jawa Pos tahun 2020 Tiket pesawat yang bikin jantung up and down . Belinya aja tiga hari sebelum tanggal keberangkatan. Hubungin banyak orang di tengah malam. Gak tahu gimana proses belinya. Jalan kepepet kulalui yakni beli pada agen tiket. Awalnya dapat tiket yang perlu transit. Tapi tiket tersebut terdahului oleh yang lain, aku pun dicarikan lagi. Syukur sekali aku justru dapat tiket yang pulang pergi tanpa transit dengan maskapai Turkish Airlines.  Perjalanannya pun juga tak singkat. Hampir 12 jam di dalam pesawat Turkish Airlines. Namun tak melelahkan karena fasilitasnya begitu baik. Kunikmati dengan mendengar murotal, lagu, mengamati langit, tidur, makan, ibadah, dan menonton film pada monitor atau TV kecil. Mau menyicil penelitian, tapi tak bisa karena melihat layar laptop bikin pusing. Sempat terjadi turbulence yang cukup lama. Alhamdulillah tidak begitu terasa guncangannya meski panik juga di awal.  Perjalanan menuju konferensi Istanbul Youth Sum