Pendidikan di masa pandemi covid-19 ini semakin terancam. Tak perlu saya melihat jauh di luar kota. Karena kondisi anak-anak di dekat saya mengalami keguncangan baik psikis maupun batin. Saya bertempat tinggal di Desa Wonorejo, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Anak-anak di masa pandemi covid-19 ini lebih sering bermain dengan teman-temannya dibandingkan belajar. Tidak masalah ketika mereka bermain ada stimulus positif. Sayangnya, banyak dari mereka menggampangkan tugas dari Guru. Alhasil, ketika diberlakukan ujian bergilir di sekolah, mereka kelabakan.
Di sini bukan hanya pemerintah, orang tua, dan Guru yang harus mencegah lost generation tetapi juga kita para pemuda. Pendekatan yang kita terapkan pun bukan lagi-lagi okol (pukulan) tetapi akal. Karena anak-anak semakin pintar dan canggih tentu kita juga harus mendekatinya dengan akal dan afeksi. Afeksi ini berperan dalam memahami kondisi anak yang sedang merasa sedih, senang maupun gundah.
Kebutuhan akan rasa kasih sayang pada anak juga menjadi pintu lain untuk kita masuk dalam ruang kesukaannya. Kemudian kita mencoba memodifikasi pesan positif menjadi hal-hal yang lebih interaktif dan menarik. Ketika mereka sudah mulai bertanya-tanya dan bercerita, biarkan saja. Jangan sampai kita memotong apa yang mereka tanyakan maupun ceritakan.
Perlu ditekankan juga, bahwa anak-anak adalah peniru yang handal. Janganlah tindakan dengan perkataan kita bertolak belakang. Menurut Albert Bandura, perilaku dihasilkan dari kemampuan seseorang memahami suatu pengetahuan, figur yang dihadapannya, kemudian mengolahnya secara kognitif dan menghasilkan tindakan seperti figur yang dihadapannya.
Tentu hal itu perlu dipahami para pendidik. Pendidik yang saya maksudkan ialah orang tua. Karena pendidikan di masa pandemi covid-19 ini memberikan ruang dan waktu yang lebih lama dengan keluarga. Anak-anak akan lebih nyaman dengan orang-orang yang memahaminya. Jadi, orang tua harus ekstra dalam melakukan pendekatan kepada anak-anaknya supaya tidak muncul jarak ketika proses belajar.
Dampak dari rasa nyaman anak ketika proses belajar yakni meningkatnya semangat dalam belajar, optimis dalam meraih prestasi, pantang menyerah, dan percaya diri. Apabila semakin banyak anak-anak yang mengalami ini maka pendidikan di masa pandemi covid-19 lebih optimal.
loading...
Artikelnya bagus. Lanjutkan!
BalasHapus