Langsung ke konten utama

Strategi Pembelajaran Bermakna

 


Tak sedikit dari pengajar atau guru bisa memberikan pembelajaran bermakna bagi siswanya. Sayangnya kondisi pendidikan semakin hari mengalami penurunan tak dirasa. Opini ini bukan subjektif semata melainkan simpulan dari observasi penulis pada fakta di lapangan. 

Pengajar berlomba-lomba untuk membuat pembelajaran semakin menarik dan interaktif. Tapi evaluasi psikologis guru apakah menjadi perhatian utama juga? Bukankah guru dan siswa saling mempengaruhi?

Pembelajaran bermakna tentu sangat sulit dicapai ketika guru dan siswa tidak saling percaya. Pondasi kepercayaan hasil eksperimen penulis adanya keterbukaan satu sama lain. Karena secara tidak langsung kondisi ini berdampak pada psikologis guru dan siswa.

Strategi yang sederhana sebenarnya, tapi akan dirasa sulit untuk dimulai ketika guru dan siswa memiliki block mindset atau pandangan tertutup terhadap suatu hal. Maka dari itu materi psikologi ketika berkuliah, pembekalan, workshop yang didapat begitu penting untuk diterapkan maupun diintegrasikan pada diri sendiri maupun siswa.

Jikalau sudah memahami betul manfaat dari ilmu psikologi, strategi ini akan lebih mudah untuk para pengajar terapkan. Berikut tahapan yang bisa dilakukan:

  1. Melakukan observasi sembari menghafal ciri khas/nama siswa dalam jangka waktu tertentu. Selama observasi utamakan membangun kedekatan secara emosional.
  2. Melakukan evaluasi menyeluruh dari gambaran siswa.
  3. Membuat berbagai pendekatan sesuai hasil evaluasi.
  4. Ambil pendekatan yang memang bisa diterapkan untuk siswa dalam skala sesuai kondisi. Maksudnya, skala jumlah siswa.
  5.  Kenapa tidak mengutamakan materi pembelajaran? Karena tahap-tahap tersebut ialah proses belajar kehidupan. Jangka panjangnya, siswa ingin belajar karena kemauan dirinya bukan lagi tuntutan tugas.
  6. Barulah pada tahap ini, pengajar harus memanfaatkan kedekatan dengan siswa untuk mengintegrasikan materi dengan kehidupan mereka. Jika tahap sebelumnya berhasil, kondisi siswa pada tahap ini merasa nyaman dalam belajar. Meningkat juga rasa kompetisinya yang mana ini perlu dikelola supaya tidak membentuk siswa menjadi kompetitor yang menghalalkan segala cara.
  7. Akan tiba pada tahap jenuh siswa. Berikan kesempatan siswa untuk berbagi kondisinya. Secara tidak langsung hal ini akan meningkatkan kesehatan psikologis siswa maupun guru.
Strategi pembelajaran bermakna tersebut membutuhkan kesabaran, komitmen, komunikasi yang baik dan kejujuran serta penguasaan materi pembelajaran. Beban administrasi memang semakin banyak. Tapi perlu diingat, beban moral pada masa depan akan lebih besar ketika pada masa ini pengajar teralihkan fokus pengajarannya. 

Yakinlah pada diri setiap guru dan siswa memiliki potensi besar untuk membangun bangsa. Peran pendidikan semakin diperhitungkan meski masih banyak kekurangan pada sistemnya. Semoga masih ada harapan untuk generasi selanjutnya merasakan pendidikan yang layak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ekonomi Kreatif, Lestarikan Budaya

Disbudpar Kota Blitar, Stakeholder, Batik Mawar Putih  Kita tidak asing lagi dengan kosakata ekonomi kreatif dan pelestarian budaya. Tingkatan pemerintah daerah mendorong program tersebut. Bagaimana tidak? Fasilitas berbagai agenda kebudayaan telah ada di Kota Blitar. Apalagi menjelang bulan pertengahan hingga akhir tahun, selalu disemarakkan dengan festival. Kali ini Zulfa Ilma Nuriana hadir bersama Ikla Harmoa dalam sarasehan stakeholder yang diselenggarakan oleh Disbudpar Kota Blitar. Mereka sebagai perwakilan Forum Lingkar Pena Blitar. Keseruan mengikuti agenda ini terwujud dalam sesi tanya jawab yang diawali dengan promosi company. Selain itu, usai agenda pun bisa berbincang dengan narasumber maupun yang lain. Agenda ini lebih hidup karena ada sesi belajar.  Sesi belajar atau umumnya dikatakan seminar ini bertajuk Strategi Industri Kreatif Lokal Menembus Pasar Global. Pematerinya ialah sepasang suami istri bernama Yogi Rosdianta dan Santika Mawar dari Batik Mawar Putih. Materi yan

Kereta Lagi, Kereta Terus

Pengambilan Foto di jalan Sultan Ahmed, Istanbul  Perjalanan pada Januari 2020 lalu begitu berkesan. Karena banyak hal yang dapat Zulfa eksplor di Türkiye, khususnya daerah Istanbul. Berbekal jiwa nekad dan ridho orang tua, Zulfa memberanikan diri untuk mengikuti agenda Konferensi Tingkat Tinggi. Bonusnya ia bisa extend 6 hari di Istanbul. Enaknya di kota ini kita kemana-mana dengan kereta. Ada kereta di jalan raya dan bawah tanah. Pemanfaatannya juga gampang yang penting punya saldo di Istanbul Card. Cukup padat transportasi umum dan pribadi. Karena selama di sini, Zulfa selalu menjumpai kendaraan. Tapi itu ada di jalan raya.  Jalan-jalan kecil hanya ada kendaraan pribadi. Bedanya budaya antri di Istanbul dan Blitar itu begitu kontras. Ketika Zulfa antri, ia hanya melihat sedikit tempat duduk untuk menunggu. Cukup kaget juga, ternyata lebih banyak antri berdiri dan tinggal masuk daripada duduk di kursi tunggu. Kala itu ia sempat berpikir, "Gercep amat orang-orang masuk ke kereta

Perburuan Tiket Konferensi di Türkiye

Zulfa Ilma Nuriana dalam Koran Jawa Pos tahun 2020 Tiket pesawat yang bikin jantung up and down . Belinya aja tiga hari sebelum tanggal keberangkatan. Hubungin banyak orang di tengah malam. Gak tahu gimana proses belinya. Jalan kepepet kulalui yakni beli pada agen tiket. Awalnya dapat tiket yang perlu transit. Tapi tiket tersebut terdahului oleh yang lain, aku pun dicarikan lagi. Syukur sekali aku justru dapat tiket yang pulang pergi tanpa transit dengan maskapai Turkish Airlines.  Perjalanannya pun juga tak singkat. Hampir 12 jam di dalam pesawat Turkish Airlines. Namun tak melelahkan karena fasilitasnya begitu baik. Kunikmati dengan mendengar murotal, lagu, mengamati langit, tidur, makan, ibadah, dan menonton film pada monitor atau TV kecil. Mau menyicil penelitian, tapi tak bisa karena melihat layar laptop bikin pusing. Sempat terjadi turbulence yang cukup lama. Alhamdulillah tidak begitu terasa guncangannya meski panik juga di awal.  Perjalanan menuju konferensi Istanbul Youth Sum