Psikologi Komunitas adalah salah satu mata kuliah peminatan Psikologi Sosial. Pertemuan pertama mata kuliah ini telah dilakukan pada Jum'at, 12 Maret 2021 dimulai pukul 13.10 hingga pukul 14.20 WIB. Media yang digunakan dalam pertemuan ini adalah google meet.
Media tersebut sudah disepakati oleh mayoritas Mahasiswa pengambil mata kuliah Psikologi Komunitas. Presensi beliau lakukan dengan memanggil Mahasiswa sesuai dengan nomor urut. Kemudian, Mahasiswa yang dipanggil mengaktifkan kameranya.
Namun, beberapa Mahasiswa masih susah mendengar pertanyaan dari beliau karena terganggu oleh sinyal. "Tujuan saya mepresensi temen-temen dengan sistem ini supaya saya tahu kondisi kalian," terang Pak Ali selaku dosen pengampu mata kuliah Psikologi Komunitas. Benar nyatanya, masih ada kendala di beberapa Mahasiswa.
Hal ini membuatnya resah dan khawatir dengan kondisi kedepannya. Karena sangat berdampak bagi Mahasiswanya. Materi yang Pak Ali sampaikan dapat terpotong-potong sehingga menimbulkan kerancuan. Tapi, mau bagaimana lagi, media google meet sudah disepakati sebagian lebih Mahasiswa di kelas ini.
Presensi untuk pertemuan selanjutnya akan terus seperti itu. Karena Pak Ali ingin mengetahui bahwa Mahasiswanya benar-benar mengikuti perkuliahan atau tidak.
Seusai presensi, Pak Ali melanjutkan dengan menyampaikan materi pengantar. Tentu hal ini harus dilalui. Karena untuk mengetahui gambaran kedepannya mata kuliah ini akan mendiskusikan tentang apa saja.
"Psikologi Komunitas di sini merupakan irisan dari klinis dan sosial," tutur Pak Ali.
Pengantar mata kuliah ini begitu asik. Karena setelah memaparkan teori, beliau menceritakan pengalamannya. Pengalaman ketika KKN di Kecamatan Batur. Di kecamatan ini terbentuk sebuah komunitas yang menangani ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa). Terbentuknya komunitas ditengarahi tidak adanya poli gangguan jiwa di puskesmas. Padahal banyak ODGJ yang dipasung dan ditelantarkan oleh keluarganya.
Mayoritas ODGJ di Kecamatan Batur ini dulunya sebagai TKW (Tenaga Kerja Wanita). Mereka frustasi dengan hasil kerja yang didapat tak setimpal dengan usahanya.
Hal yang menarik menurut Pak Ali adalah penanganannya. Penanganan ODGJ oleh komunitas tersebut yakni dengan memaksimalkan komunitas terkecil yaitu keluarga. Keluarga diberi penyuluhan supaya memberlakukan penderita ODGJ dengan manusiawi.
Sistem lingkungan memiliki pengaruh yang besar. Apabila komunitas terkecil tidak memberi lingkungan positif maka penderita ODGJ yang sudah dinyatakan sembuh dari RSJ Lawang dapat kambuh lagi.[]
loading...
Komentar
Posting Komentar