Langsung ke konten utama

5 Tempat di Turki yang Harus Dikunjungi!



Republik Turki merupakan sebuah negara besar di kawasan Eurasia. Laut Marmara yang terletak di Turki menjadi batas wilayah Eropa dan Asia, sehingga Turki disebut dengan negara transkontinental. Ibukotanya berada di Ankara. Kalian berencana pergi ke Turki? 

5 tempat ini harus kalian kunjungi. Karena memiliki sejarah, keunikan, dan pesan tersendiri dibandingkan tempat lainnya. 

1. Hagia Shopia



Hagia Shopia terletak di wilayah Sultanahmed, Istanbul. Arsitektur Bizantium pada Aya Sofya mengilhami banyak masjid Utsmani, seperti Masjid Biru, Masjid Şehzade (Masjid Pangeran), Masjid Süleymaniye, Masjid Rüstem Pasha, dan Masjid Kılıç Ali Pasha. Warna merah muda berpadu dengan senja menambah keindahannya.

Hagia Shopia merupakan katedral Ortodoks. Namun, pada 1453 M, Konstantinopel ditaklukkan oleh Utsmani di bawah kepemimpinan Sultan Mehmed II, yang kemudian memerintahkan pengubahan gereja utama Kristen Ortodoks ini menjadi masjid. Berbagai lambang Kristen seperti mosaik yang menggambarkan Yesus, Maria, orang-orang suci Kristen, dan para malaikat dihilangkan atau ditutup. Kemudian ditambahkan atribut Keislaman seperti mihrab, minbar, dan empat menara.

Hagia Sophia bertahan sebagai masjid sampai tahun 1931 M. Kemudian bangunan ini ditutup bagi umum oleh pemerintah Republik Turki dan dibuka kembali sebagai museum empat tahun setelahnya pada 1935.

Kalian dapat mengambil angle foto yang menarik dari sisi manapun. Saat ini kalian pun mudah melihat kecantikan Hagia Sophia dari dalam tanpa membeli tiket masuk. Karena tak lama ini Hagia Shopia telah dialihfungsikan menjadi Masjid oleh Presiden Turki yakni Recep Tayyip Erdoğan. Bangunan ini memang memiliki kharismatik tersendiri sejak berabad-abad tahun yang lalu hingga kini. 

2. Blue Mosque



Tak jauh dari Hagia Shopia kalian akan disuguhkan dengan bangunan menarik juga. Blue Mosque atau Masjid Biru didirikan oleh Sultan Mehmed II atau Muhammad Al Fatih. Beliau adalah sosok pemimpin yang amanah dan memiliki semangat juang yang tinggi. Tak meninggalkan sholat fardu maupun sholat rawatib. Serta, amalan yang selalu ia lakukan yakni puasa sunah Senin Kamis.

Sebutan Masjid Biru disandangnya karena warna dari arsitekturnya menampakkan kebiruan. Tetapi, warna biru itu tak dominan. Warna yang dominan adalah abu-abu dan cream. 

Masjid ini ditutup ketika waktu sholat tiba. Maksudnya wisatawan tidak diperkenankan masuk. Hanya orang muslim yang beribadahlah yang dapat masuk. Penjagaannya pun sangat ketat. Jadi, hindari hal-hal yang dapat membuat penjaga curiga dengan kalian.

3. Galata Tower



Sebuah menara batu abad pertengahan di distrik Galata Istanbul, Turki. Menara ini terletak di bagian Utara Tanduk Emas. Tinggi menara ini adalah 66 meter dengan diameter 16 meter.

Pada mulanya Menara ini didirikan untuk menara pengawas pertahanan kota. Tetapi, pada tahun 1717 Ottoman mulai menggunakan menara untuk melihat sumber kebakaran di kota.  Pada 1794, pada masa pemerintahan Sultan Selim III, atap menara terbuat dari timah dan kayu, dan tangga rusak parah akibat kebakaran. Api lain merusak bangunan itu pada tahun 1831, atas mana sebuah karya pemulihan baru terjadi. Pada tahun 1875, saat badai, atap berbentuk kerucut di bagian atas bangunan itu hancur. Menara ini tetap tanpa atap kerucut ini untuk sisa dari periode Ottoman.

Bertahun-tahun kemudian, pada 1965-1967, selama Republik Turki, topi berbentuk kerucut asli dikembalikan. Selama ini restorasi akhir tahun 1960-an, interior kayu menara digantikan oleh struktur beton. Menara ini dibuka untuk umum sehingga kalian dapat melihat panorama Turki yang cantik darinya.

Tempatnya yang berada di puncak mengharuskan kalian meniti jalan yang menanjak. Jika kalian berkunjung di musim dingin, perlu membawa semacam minyak kayu putih. Supaya ketika terjadi keram di tengah jalan bisa segera ditangani. Setidaknya dapat menghangatkan wilayah yang keram tersebut. Karena lokasinya cukup jauh dan memakan waktu yang lama.

Perjuangan kalian akan terobati dengan keindahan yang ditunjukkan. Jangan lupa membeli es krim khas Turki yang akan membuat setiap pembelinya terkejut. Lanjutkan lagi petualangan di Turki dengan jalan kaki menuju Selat Bosphorus. 

4. Selat Bosphorus



Bosphorus adalah sebuah selat yang memisahkan Turki bagian Eropa dan bagian Asia, serta menghubungkan Laut Marmara dengan Laut Hitam. Selat ini memiliki panjang 30 km, dengan lebar maksimum 3.700 meter pada bagian utara, dan minimum 750 meter antara Anadoluhisarı dan Rumelihisarı. Kedalamannya bervariasi antara 36 sampai 124 meter.

Birunya laut dapat kalian saksikan lebih dekat baik dari Jembatan Bosphorus maupun tepian selat. Di jalur jembatan banyak para pemancing ikan. Terkadang kalian juga akan menemui penjual simit. Tepian selat ini berpenduduk padat, salah satu kotanya adalah Istanbul. Jika kalian berkunjung di waktu malam, nuansa yang disuguhkan akan lebih romantis. 

5. Kapalıçarşı 1481 Grand Bazaar



Kapalıçarşı Grand Bazaar berlokasi di Istanbul, Turki. KapalıçarşıGrand Bazaar salah satu pasar tertutup yang terbesar dan tertua di dunia, terdapat 61 jalan tertutup dan lebih dari 3.000 toko yang dapat menarik pengunjung sebanyak 250.000 sampai 400.000 setiap harinya. Pada tahun 2014, Grand Bazaar ini tercatat sebagai tempat wisata No.1 terbanyak dikunjungi di seluruh dunia dengan jumlah pengunjung tahunan 91.250.000 orang.

Jika kalian masuk ke pasar ini akan diperlihatkan nuansa nasionalisme Turki. Karena sepanjang perjalanan pasti terdapat bendera Turki. Hati-hati juga dalam mengambil foto. Karena ada beberapa toko yang tidak membolehkan produknya didokumentasikan. Masuk dan keluar harus melalui alat pendeteksi.

Alur perjalanan lima tempat tersebut sangat penulis rekomendasikan. Karena sebelum menikmati panorama alam tentunya kalian juga harus menghargai sejarah yang telah terjadi di Turki. Selain itu, kalian dapat menggunakan tramway yang searah. Jangan lupa untuk membuat istanbulkart. Istanbulkart dapat digunakan untuk menaiki tramway, metro, maupun metrobus. Selamat menjelajahi negeri Turki yang penuh misteri!


loading...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ekonomi Kreatif, Lestarikan Budaya

Disbudpar Kota Blitar, Stakeholder, Batik Mawar Putih  Kita tidak asing lagi dengan kosakata ekonomi kreatif dan pelestarian budaya. Tingkatan pemerintah daerah mendorong program tersebut. Bagaimana tidak? Fasilitas berbagai agenda kebudayaan telah ada di Kota Blitar. Apalagi menjelang bulan pertengahan hingga akhir tahun, selalu disemarakkan dengan festival. Kali ini Zulfa Ilma Nuriana hadir bersama Ikla Harmoa dalam sarasehan stakeholder yang diselenggarakan oleh Disbudpar Kota Blitar. Mereka sebagai perwakilan Forum Lingkar Pena Blitar. Keseruan mengikuti agenda ini terwujud dalam sesi tanya jawab yang diawali dengan promosi company. Selain itu, usai agenda pun bisa berbincang dengan narasumber maupun yang lain. Agenda ini lebih hidup karena ada sesi belajar.  Sesi belajar atau umumnya dikatakan seminar ini bertajuk Strategi Industri Kreatif Lokal Menembus Pasar Global. Pematerinya ialah sepasang suami istri bernama Yogi Rosdianta dan Santika Mawar dari Batik Mawar Putih. Materi yan

Kereta Lagi, Kereta Terus

Pengambilan Foto di jalan Sultan Ahmed, Istanbul  Perjalanan pada Januari 2020 lalu begitu berkesan. Karena banyak hal yang dapat Zulfa eksplor di Türkiye, khususnya daerah Istanbul. Berbekal jiwa nekad dan ridho orang tua, Zulfa memberanikan diri untuk mengikuti agenda Konferensi Tingkat Tinggi. Bonusnya ia bisa extend 6 hari di Istanbul. Enaknya di kota ini kita kemana-mana dengan kereta. Ada kereta di jalan raya dan bawah tanah. Pemanfaatannya juga gampang yang penting punya saldo di Istanbul Card. Cukup padat transportasi umum dan pribadi. Karena selama di sini, Zulfa selalu menjumpai kendaraan. Tapi itu ada di jalan raya.  Jalan-jalan kecil hanya ada kendaraan pribadi. Bedanya budaya antri di Istanbul dan Blitar itu begitu kontras. Ketika Zulfa antri, ia hanya melihat sedikit tempat duduk untuk menunggu. Cukup kaget juga, ternyata lebih banyak antri berdiri dan tinggal masuk daripada duduk di kursi tunggu. Kala itu ia sempat berpikir, "Gercep amat orang-orang masuk ke kereta

Perburuan Tiket Konferensi di Türkiye

Zulfa Ilma Nuriana dalam Koran Jawa Pos tahun 2020 Tiket pesawat yang bikin jantung up and down . Belinya aja tiga hari sebelum tanggal keberangkatan. Hubungin banyak orang di tengah malam. Gak tahu gimana proses belinya. Jalan kepepet kulalui yakni beli pada agen tiket. Awalnya dapat tiket yang perlu transit. Tapi tiket tersebut terdahului oleh yang lain, aku pun dicarikan lagi. Syukur sekali aku justru dapat tiket yang pulang pergi tanpa transit dengan maskapai Turkish Airlines.  Perjalanannya pun juga tak singkat. Hampir 12 jam di dalam pesawat Turkish Airlines. Namun tak melelahkan karena fasilitasnya begitu baik. Kunikmati dengan mendengar murotal, lagu, mengamati langit, tidur, makan, ibadah, dan menonton film pada monitor atau TV kecil. Mau menyicil penelitian, tapi tak bisa karena melihat layar laptop bikin pusing. Sempat terjadi turbulence yang cukup lama. Alhamdulillah tidak begitu terasa guncangannya meski panik juga di awal.  Perjalanan menuju konferensi Istanbul Youth Sum