1. Ruang kelas penuh cerita
Rasalah yang tak bisa tergantikan. Suasana kelas telah memberi berbagai kisah. Seperti halnya berebut menjawab kuis. Butuh kecepatan dan ketepatan dalam menjawab. Namun, terkadang bagi yang berpostur kecil sering tak terlihat.
Oleh karena itu, penulis tak pernah bosan untuk menempati bangku depan. Tentunya akan mempermudah untuk dilihat dosen ketika angkat tangan, dapat mendengar dengan jelas penjelasan, dan mampu mencatat tulisan di papan. Serta, menguji detak jantung yang sering tak karuan.
2. Diskusi bersama dengan melingkar
Selain itu, tak jarang dosen menyuruh Mahasiswa untuk membuat kelompok belajar. Kelompok yang sudah tercukupi anggotanya disegarakan berdiskusi sesuai topik yang telah dibagi. Upaya menyatukan pendapat dari beragamnya jawaban menjadi tanggungjawab ketua kelompok.
Sederhana tetapi memberi banyak makna. Saat diskusi, Mahasiswa secara tidak langsung akan dituntut untuk mengolaborasikan gagasan, memberanikan diri berpendapat, dan biasanya mempresentasikan di hadapan kelompok lain. Tentunya toleransi yang tinggi diperlukan jika tidak diskusipun akan mengalami kebuntuan. Tak jarang ketegangan saat diskusi harus diredakan dengan sedikit canda tawa.
Sederhana tetapi memberi banyak makna. Saat diskusi, Mahasiswa secara tidak langsung akan dituntut untuk mengolaborasikan gagasan, memberanikan diri berpendapat, dan biasanya mempresentasikan di hadapan kelompok lain. Tentunya toleransi yang tinggi diperlukan jika tidak diskusipun akan mengalami kebuntuan. Tak jarang ketegangan saat diskusi harus diredakan dengan sedikit canda tawa.
3. Perpustakaan yang menjadi tujuan Mahasiswa tingkat akhir
Tak dapat dipungkiri Mahasiswa akan berlomba-lomba mencari berbagai referensi ketika akan menyiapkan proposal skripsi. Namun, tak menutup kemungkinan Mahasiswa baru berkunjung ke sana. Walau hanya melihat-lihat macam buku kemudian keluar lagi tanpa meminjam.
Kebingungan di awal masuk perpustakaan masih banyak yang mengalami. Mulai dari cara peminjaman, buat kartu perpustakaan, dan sulitnya mencari buku yang dibutuhkan. Walaupun sosialisasi sudah diterapkan. Mahasiswa merasa kesulitan mencari buku bukan karena tidak ada bukunya melainkan tidak tau kategorinya. Banyak pula yang terlambat mengembalikan dan akhirnya kena denda berlipat ganda.
Kebingungan di awal masuk perpustakaan masih banyak yang mengalami. Mulai dari cara peminjaman, buat kartu perpustakaan, dan sulitnya mencari buku yang dibutuhkan. Walaupun sosialisasi sudah diterapkan. Mahasiswa merasa kesulitan mencari buku bukan karena tidak ada bukunya melainkan tidak tau kategorinya. Banyak pula yang terlambat mengembalikan dan akhirnya kena denda berlipat ganda.
4. Kawan debat, jajan, dan jalan-jalan
Siapa yang tak rindu dengan keluguan kawan. Heroiknya ketika menuntaskan deadline tugas. Perdebatan yang berujung candaan. Serta, bertukar cerita tentang kebudayaan maupun curhat atas cacian dan makian.
Semua terangkum tanpa sengaja. Hal ini akan sulit dilupakan. Emosi negatif dan positif terbangun hingga menumbuhkan kepekaan. Peka terhadap alam, benda maupun manusia. []
Semua terangkum tanpa sengaja. Hal ini akan sulit dilupakan. Emosi negatif dan positif terbangun hingga menumbuhkan kepekaan. Peka terhadap alam, benda maupun manusia. []
loading...
Komentar
Posting Komentar