Langsung ke konten utama

Postingan

Nasib Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19

Pendidikan di masa pandemi covid-19 ini semakin terancam. Tak perlu saya melihat jauh di luar kota. Karena kondisi anak-anak di dekat saya mengalami keguncangan baik psikis maupun batin. Saya bertempat tinggal di Desa Wonorejo, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Anak-anak di masa pandemi covid-19 ini lebih sering bermain dengan teman-temannya dibandingkan belajar. Tidak masalah ketika mereka bermain ada stimulus positif. Sayangnya, banyak dari mereka menggampangkan tugas dari Guru. Alhasil, ketika diberlakukan ujian bergilir di sekolah, mereka kelabakan.  Di sini bukan hanya pemerintah, orang tua, dan Guru yang harus mencegah lost generation tetapi juga kita para pemuda. Pendekatan yang kita terapkan pun bukan lagi-lagi okol (pukulan) tetapi akal. Karena anak-anak semakin pintar dan canggih tentu kita juga harus mendekatinya dengan akal dan afeksi. Afeksi ini berperan dalam memahami kondisi anak yang sedang merasa sedih, senang maupun gundah.  Kebutuhan akan rasa kas

5 Manfaat Booknote dalam Kehidupan

  Kerap kali kita menemui hal-hal menarik dalam kehidupan tapi terlewat begitu saja tanpa mendokumentasikannya. Terkadang tangan mulai geram untuk menuliskan dalam lembar-lembar kertas. Sayangnya pada saat itu kita tak membawa apa-apa.  Maka dari itu penulis berupaya untuk terus membawa booknote . Tentu Anda sudah tidak asing lagi dengan benda satu ini. Nah, perlu Anda ketahui juga bahwa booknote memiliki banyak manfaat. Berikut 5 manfaat booknote dalam kehidupan; 1. Penangkap Ide  Ukurannya yang tidak menyita tempat sangat praktis untuk dibawa kemana pun. Hal ini memudahkan kita apabila tiba-tiba muncul ide langsung dapat menuliskannya. Tidak perlu khawatir dengan baterai gawai yang habis. 2. Media Sketsa dan Gambar Bagi Anda yang suka dengan seni, booknote menjadi alternatif yang baik untuk menorehkan tinta hitam menjadi sketsa. Anda dapat menggambarkan kondisi diri tanpa perlu memberikan keterangan. Imajinasi Anda pun akan bermain liar.  3. Terapi Kognitif Tak jarang kita ter

Kasta Fana

Alam bercumbu mesra Meski berdarah dalam jiwa Sang Fajar tergelincir di pagi Tanda hari telah berganti Burung-burung terbang tinggi Bersuka ria, bernyanyi tiada henti Angin dingin merasuk dalam relung hati Beradu dengan embun pagi Bulir demi bulir jatuh Ia tak mengeluh Itik-itik mengejar induk Tapi sayang tak gemuk! Kanan kiri Masih saja jadi simbolisasi Siapa bilang negara terkutuk? Mungkin dia masih mengantuk Blitar, 25 Juni 2021 loading...

Generasi Z: Ancaman atau Peluang?

Kalian pasti tidak asing lagi dengan kata Pre-Boomer, Baby Boomer, Generasi X, Milenial, Generasi Z, dan Post Generasi Z. Tapi, akankah kalian tahu presentase penduduk dari tiap kategori tersebut?  Sesuai dengan data Badan Pusat Statistik per 21 Januari 2021, jumlah penduduk bertambah 32,56 juta jiwa dibandingkan sensus penduduk 2010. Lebih rinci dalam presentase tiap-tiap kategori dapat kalian lihat pada info grafis di bawah ini; Sumber: Berita Resmi Statistik No. 07/01/Th. XXIV, 21 Januari 2021 https://www.bps.go.id/galeri Jika kalian amati lebih dalam, Generasi Z menempati presentase tertinggi dengan 27,94% dari jumlah penduduk Indonesia. Tentu hal ini menjadi tantangan maupun peluang untuk bangsa Indonesia. Jangan kalian sampai salah memahami antara Generasi Z dengan Milenial. Siapa sih Generasi Z itu? Kerap kali penyebutan generasi usia ini dimasukkan pada kategori Milenial. Padahal Generasi Z adalah generasi yang lahir mulai dari tahun 1997 hingga 2012. Sedangkan Milenial ialah

Akar

Tree vector created by brgfx - www.freepik.com Tak jarang yang tersipu dengan mahkota dan batang. Namun, ada bagian yang sangat menarik menurut saya. Kalau jenisnya ada yang akar tunggang dan akar serabut. Walau ada yang bertekstur lembut dan keras, mereka tetap satu tujuan.  Mereka memang di bawah, tapi air dapat sampai ke ranting, daun hingga mahkota bunga maupun pohon. Ya melalui akar. Akar terus beradaptasi dengan tanah. Ia juga mencari air yang tak tercemar.  Akar dengan sabar menembus lapisan-lapisan tanah. Tak jarang pula menemui berbagai macam hewan. Tapi, ia berupaya untuk bisa terus menunjang batang, daun, dan bunga dengan air.  Sayangnya ada tangan-tangan jail yang tak menghargai kerja kerasnya. Hanya dengan terus mengeksploitasi pepohonan tanpa melakukan reboisasi.  Seperti hal nya manusia. Ketika sudah terlihat bakatnya, banyak orang mendukungnya. Tapi tak melihat prosesnya untuk bisa memunculkan bakat itu. Setelah bakatnya semakin kuat. Banyak para pemburu untuk men

Nikmatnya Es Drop Khas Blitar

  Es Drop merupakan jajanan yang mudah Anda jumpai di Makam Bung Karno. Penyajiannya berbeda dari kebanyakan Es. Karena Es Drop ini dibungkus dengan kertas berwarna abu-abu. Varian rasanya cukup banyak. Mulai dari rasa strawberry, melon, coklat, vanilla, dan kacang hijau. Bahan dasar Es Drop cukup sederhana seperti gula jawa dan santan. Kemudian dicetak memanjang ke bawah dan diberi lidi bambu di tengah sebagai stiknya. Para penjual Es Drop selalu menenteng maupun membawa termos yang identik dengan warna merah. Guna termos tersebut untuk mewadahi Es Drop yang mudah mencair supaya tidak mencair.  Para pengunjung Makam Bung Karno tak jarang yang membeli es tersebut. Panas dan dahaga pada siang hari mendorong mereka untuk mencari minuman maupun es yang menyegarkan. Salah satunya Es Drop.  Perilaku orang membeli Es ini dapat dianalisis dengan teori Sigmund Freud dengan aspek Id, Ego, dan Superego. Id berarti dorongan-dorongan pada diri untuk melakukan sesuatu. Ego adalah tindakan pemenu

Siang dengan Literasi

Education photo created by freepik - www.freepik.com Siang menyapa dengan binarnya Sang Surya. Lengkap dengan paduan suara burung-burung yang mesra. Budaya pun semakin melekat walau banyak sekat. Kesadaran harus diwujudkan untuk melanggengkan ketentraman di Indonesia. Seperti yang tersurat pada Pancasila sila ketiga yang berbunyi Persatuan Indonesia. Pentingnya rasa persatuan walau dilahirkan sebagai bangsa yang beragam suku, agama, ras, dan budaya. Peringatan hari lahir Pancasila pada 1 Juni harus menjadi refleksi kita bersama. Bukan hanya anak muda tetapi juga remaja, dewasa, hingga lanjut usia dapat menerapkan nilai-nilai Pancasila. Didorong dengan adanya program GLN (Gerakan Literasi Nasional) dari Kemendikbud, harapannya dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat Indonesia. Kemendikbud yang saat ini menjadi Kemendikbudristek. Program GLN ini terdiri dari enam literasi dasar, antara lain literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, d